VideoTikTok dari DAYU 🐥 (@tugek_80): "temukan diri sejatimu, kenali dirimu maka kau akan mengenal Tuhanmu sendiri#wejanganpituturluhur #kundaliniawakening #healing #wejangankehidupan". MEDITASI KESADARAN TEMUKAN DIRI SEJATI MU. Original Sound.
kenalidirimu maka kamu mengenal tuhanmu. #ngajifilsafat #manunggalingkawulagusti #walisongo #jallaludinrumi #emhaainunnajib #caknun #fahridunfaiz
Kenalidirimu maka kamu sukses , saya menulis artikel ini terinspirasi oleh sebuah buku yang cukup best seller , Buku ini berjudul 'MIND POWER' . Buku
Melankolis karakter nya berkebalikan dengan sanguin. Manusia dengan tipe ini serba teratur, rapi, terjadwal dan tersusun sesuai pola. Melankolis memiliki pemikiran yang mendalam karena ia senang mengamati dan menganalisis. Jika pada suatu pertemuan sanguinis sering berbicara, melankolis justru lebih mengamati dan menganalisis.
kenali dirimu, maka akan mengenal Tuhanmu" merupakan sebuah sabda dari Rasulullah Muhammad saw. " Man arofa nafsahu faarofa robbahu ". Di dalam beragama dan berkeyakinan, banyak manusia yang
kWSSMT. Dalam surah Adz Dzariyat ayat 56, disebutkan bahwa tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah. Terdapat berbagai tafsir untuk menjelaskan maksud dari ayat Adz Dzariyat الذاريات sendiri memiliki arti angin yang menerbangkan. Ini adalah surah ke-51 dalam Alquran. Surah ini tergolong ke dalam surah Makkiyah, dan terdiri atas 60 Adz Dzariyat karena diambil dari perkataan الذاريات yang terdapat pada ayat pertama surah ini. Surah ini termasuk ke dalam Juz 26 dan Juga Surah Al Baqarah 2 Ayat Terakhir, Ini Bacaan Lengkap dan Keistimewaannya, Yuk Amalkan!Bacaan Surah Adz Dzariyat Ayat 56 Beserta Tulisan Latin dan ArtinyaFoto Foto Orami Photo Stockوَ مَا خَلَقۡتُ الۡجِنَّ وَ الۡاِنۡسَ اِلَّا لِیَعۡبُدُوۡنِWamaa khalaqtul jinna wal-insa ilaa liya’buduuniArtinya “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku,” QS Adz Dzariyat 56Baca Juga Bacaan Surah Maryam Ayat 30 Lengkap dengan Tafsir dan KandungannyaTafsir Surah Adz Dzariyat Ayat 56Foto baca Orami Photo StockMeski hanya terdiri beberapa kata saja, ayat ini mengandung makna yang luar biasa, terutama dalam hal beribadah kepada Allah SWT. Terdapat beberapa tafsir untuk surah Adz Dzariyat ayat 56 dari beberapa sumber. Berikut Tafsir Ringkas KemenagMenurut tafsir dari Kementrian Agama RI, dalam surah Adz Dzariyat ayat 56 Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad untuk beristiqamah dalam mengajak umatnya mengesakan-Nya, karena sesunguhnya itulah tujuan penciptaan tidak menciptakan jin dan manusia untuk kebaikan-Ku sendiri. Aku tidak menciptakan mereka melainkan agar tujuan hidup mereka adalah beribadah kepada-Ku karena ibadah itu pasti bermanfaat bagi Tafsir al-JalalainJalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi mengatakan “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku pengertian dalam ayat ini sama sekali tidak bertentangan dengan kenyataan, bahwa orang-orang kafir tidak sesungguhnya tujuan dari ayat ini tidaklah memastikan keberadaannya. Perihalnya sama saja dengan pengertian yang terdapat di dalam perkataanmu, Aku runcingkan pena ini supaya aku dapat menulis dengannya.’ Dan kenyataannya terkadang kamu tidak Tafsir Ibnu KatsirIsmail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir mengatakan “Sesungguhnya Aku menciptakan mereka agar Aku memerintahkan mereka untuk menyembah-Ku, bukan karena Aku membutuhkan ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas RA 'melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Adz-Dzariyat 56 Yakni agar mereka mengakui kehambaan mereka kepada-Ku, baik dengan sukarela maupun terpaksa'.Demikianlah menurut apa yang dipilih oleh Ibnu Jarir. Menurut Ibnu Juraij, makna yang dimaksud ialah melainkan supaya mereka ibnu Anas telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Adz-Dzariyat 56 Yakni kecuali untuk mengatakan bahwa sebagian dari pengertian ibadah ada yang bermanfaat dan sebagian lainnya ada yang tidak sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka, "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Niscaya mereka akan menjawab, "Allah.” Az-Zumar 38; Luqman 25Ini jawaban dari mereka termasuk ibadah. Akan tetapi, hal ini tidak memberi manfaat bagi mereka karena kemusyrikan mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ayat ini Adz-Dzariyat 56 adalah orang-orang mukmin.”4. Tafsir Quraish ShihabMuhammad Quraish Shihab mengatakan “Aku tidak menciptakan jin dan manusia untuk suatu manfaat yang kembali kepada-Ku, tetapi mereka Aku ciptakan untuk beribadah kepada-Ku. Dan ibadah itu sangat bermanfaat untuk mereka sendiri.”Baca Juga Bacaan Surah Ar Rad Ayat 8 Lengkap dengan Makna dan KandungannyaHakikat Penciptaan Manusia dalam IslamFoto Ini Zikir dan Bacaan Doa sesudah Sholat, Agar Ibadah Makin Afdal! Foto Orami Photo StockDalam surah Adz Dzariyat ayat 56, Allah SWT menyatakan tujuan dari penciptaan jin dan manusia, yakni untuk beribadah atau menyembah-Nya sesuai dengan tafsir yang dijelaskan oleh para ulama di disebutkan jin dan manusia dalam ayat itu ternyata karena keduanya memiliki kemampuan dan kebebasan berpikir, serta bertindak dalam karena itu, baik jin dan manusia perlu untuk diingatkan kembali tentang hakikat penciptaannya. Sehingga tidak salah mengambil langkah dalam menjalani hasil penelitian IAIN Ponorogo, ibadah dalam tafsir al-Mishbah adalah ketundukan dan ketaatan yang mencapai puncaknya akibat adanya rasa keagungan dalam jiwa seseorang terhadap kepada siapa ia disebutkan terlebih dahulu karena didasari pada waktu penciptaannya. Sebab, jin diciptakan terlebih dahulu dibandingkan dengan Adam AS diciptakan, para makhluk yang lebih dahulu diciptakan telah diperintahkan oleh Allah SWT untuk sujud sebagai bentuk penghormatan dan penyambutan antara yang diperintahkan adalah Iblis, dari golongan jin. Ayat ini merupakan pesan penting bagi jin dan manusia agar dalam menjalani kehidupannya tidak dilepaskan dari hakikat karena itu, segala aktivitas dan perbuatan harus dilandasi niat untuk ibadah. Selain untuk mendapat pahal, ini dilakukan sema-mata agar mendapat keridhoan dari Allah ibadah dalam konteks kehidupan tidak terbatas pada aspek-aspek khusus seperti salat, zakat, puasa dan haji saja, tapi termasuk semua aspek ibadah adalah tunduk dan taat kepada Allah SWT untuk melaksakan segala perintahnya dan menjauhi yang dilarang-Nya. Ini menunjukkan bahwa jin dan manusia harus mengikuti hanya itu, di dalam surah Adz Dzariyat ayat 56 menunjukkan penjelasan mengenai pendidikan khususnya di dalam adalah sebuah proses pengembangan potensi yang dimiliki manusia. Secara sederhana, dapat dikatakan, pendidikan adalah proses memanusiakan proses itu, tentaunya manusia harus mengetahui hakikat penciptaannya. Oleh karena itu, pendidikan harus bertujuan mengantarkan manusia pada pemahaman tersebut sehingga menyadari hakikat dunia tasawuf Islam terdapat ungkapan yang menyatakan Kenalilah dirimu, maka kamu akan mengenal Tuhanmu’.Pengenalan terhadap diri sendiri akan mengantarkan manusia untuk mengenal tuhannya sebagai Pencipta. Dari situ, manusia akan mengetahui apa saja hak Tuhan yang menjadi kewajiban dalam surah Adz Dzariyat ayat 56 secara tersirat memberikan pesan tentang tujuan pendidikan, yaitu membentuk manusia yang taat dan patuh, khususnya kepada sang itu, pendidikan menurut ayat ini bertujuan membentuk manusia yang memahami dan mengenal Tuhan. Ini juga akan mengantarkan manusia pada keimanan yang akan menjaga manusia agar tetap berada dalam penjelasan mengenai surah Adz Dzariyat ayat 56. Semoga umat Islam selalu mengingat hakikat penciptaannya agar terus berserah diri dan beribadah kepada Allah SWT.
Mungkin kita pernah mendengar sebuah ungkapan yang kira-kira kalimatnya seperti ini Barang siapa ingin mengetahui keberadaan Tuhan, maka kenali diri sendiri terlebih dahulu. Bila seseorang telah mampu mengenali dirinya sendiri, maka ia akan dengan mudah menemukan keberadaan Tuhan’. Bila dipahami dan renungi, ungkapan tersebut memang benar adanya. Ketika kita telah mampu menyelami ke kedalaman diri kita, mengetahui asal-mula kita misalnya, maka kita akan sampai kepada pemahaman bahwa segala sesuatu itu ada yang menciptakannya’. Kita tentu telah maklum bahwa sebuah rumah, tentu ada yang mendirikannya. Sebuah mobil, pasti ada yang merangkainya. Begitu seterusnya. Hingga akhirnya kita dapat memahami bahwa para manusia, bumi dan langit seisinya, tentu ada yang menciptakannya. Dialah Allah, Sang Pencipta, yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dalam buku Kenali Dirimu, Kau Akan Kenal Tuhanmu’ karya Yusuf A. Rahman Safirah, 2014 dijelaskan jika kita tidak pernah mengetahui diri kita sendiri, bagaimana bisa mengetahui Allah Swt. Tentu saja mustahil. Hanya mereka yang selesai mengenali diri merekalah yang mengetahui Allah Swt. Sebagai hamba Tuhan, mestinya kita selalu berusaha meningkatkan ketakwaan kita, misalnya dengan berupaya menaati segala perintah dan menjauhi larangan-Nya. Ketika seseorang berusaha untuk menjauhi segala larangan Allah Swt. dan menjalankan perintah-Nya, secara tidak langsung ia telah mengetahui siapa dirinya. Bagaimana mungkin orang yang tidak mengetahui hakikat dirinya akan bertakwa? Manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah Swt. dan menjauhi segala bentuk larangan-Nya halaman 59. Yusuf A. Rahman menjelaskan, takwa tidak hanya jalan menemukan hakikat diri, bukan hanya bekal keselamatan kehidupan akhirat, tetapi juga merupakan modal utama kehidupan dunia yang memberikan berkah di dunia maupun di akhirat. Sehingga, ia harus nyata dalam segala gerak kehidupan. Bukan hanya tampak ketika dilihat oleh banyak teman, saat berada di tempat-tempat suci, dan waktu-waktu tertentu, tetapi harus senantiasa hadir di mana pun dan kapan pun kita berada. Terbitnya buku ini layak kita apresiasi dan dapat dijadikan sebagai salah satu bacaan penyemangat hidup dan pembangun jiwa. Selamat membaca.
بســــــــــــــــــــــــــــــــــــــم الله الرحمن الرحيم Sahabat sudah pada kenal akan diri sendiri apa belum? Yuk yang belum kenal segera kenalan terhadap hakikat diri kita sendiri karena salah satu cara Mengenal Allah SWT. ialah dengan mengenal Diri Sendiri maksudnya ialah Hakikat Diri yang Sebenarnya. Adapun maksud Diri yang Sebenarnya itu bukanlah Diri yang berSifat lahiriah karena Jasad ini tidak membawa makna yang sebenarnya untuk Mengenal Allah SWT. Pada Zaman ini ramai dikalangan kita tidak Mengenal Dirinya yang sebenarnya. Mereka menganggap bahwa Dirinya hanyalah tubuh badan yang terdiri daripada kulit, daging, tulang, darah dan sebagainya. Yang dimaksudkan dengan sebenarnya ialah Diri yang Batin yaitu Diri yang datang dan akan kembali kepada Allah SWT. Ulama Ilmu Ketuhanan atau Ilmu Tauhid berpegang bahwa Diri kita ini merupakan tangga untuk Mengenal Allah, sesuai dengan dalil yang mengatakan Siapa yang Mengenal Dirinya, Sesungguhnya ia akan Mengenal AllahDikalangan Ulama Tasauf atau Ulama Ilmu Ketuhanan selalu menasihatkan carilah diri kamu di dalam diri maksudnya ialah menyuruh agar kita mencari Hakikat Diri kita yang sebenarnya terlebih dahulu. Apabila kita telah menemukan Diri kita yang sebenarnya pasti kita akan mengakui Hakikat adanya Allah SWT. Hakikat Diri yang sebenarnya merupakan Ruh atau jiwa ataupun Rohani yang ada dalam Diri Manusia itu sendiri yang harus dikenali setiap Manusia. Diri Batiniah ini tidak dapat dilihat atau diraba oleh Mata lahiriah dan tangan Manusia. Walaupun di dalam Diri itu disebut dengan berbagai istilah, tetapi tujuannya adalah untuk mengingatkan kepada Manusia supaya berfikir bahwa betapa luasnya Diri yang Hakikat itu di dalam Manusia. Diri Manusia dilengkapi oleh Allah dengan Sifat tertentu, kemudian Sifat tersebut dinilai atau dihisab sama ada baik atau pun janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan diminta dipertanggung jawapannya Allah menjelaskan kepada kita tentang istilah jiwa dan Sifat yang terdapat pada jiwa, yaitu pendengaran, penglihatan, disamping Roh juga akan diuji tentang ketakwaannya kepada Allah SWT. Itulah sebabnya Ruh atau jiwa sedia untuk berbakti dan melaksanakan perintah Allah SWT. Untuk melakukan dan melaksanakan perintah tersebut maka diciptakanlah jasad, lalu Allah SWT. menjadikan Adam. Ruh telah berikrar dan berjanji kepada Allah SWT., maka untuk membuktikan dan berbuat sesuatu maka Ruh memerlukan tempat yaitu Jasad. Istilah Batin disebut juga dengan Qalbu. seandainya Qalbu tersebut diterangi dengan Nur maka selamatlah seseorang itu. Maka sekiranya tiada Nur, gelaplah seseorang itu. Qalbu mesti mempunyai asas yang membolehkannya selamat yang hanya Allah SWT. yang menentukannya. Sesungguhnya segala sesuatu yang ada dalam Diri berupa nafas, akal, nafsu dan Ruh bila menjadi satu maka dinamakan dengan diistilahkan sebagai Diri atau Hati. Qalbu sebenarnya Mengetahui apa yang patut dibuat dan apa yang patut dilaksanakan mengikuti nilai-nilai Diri itu sendiri Sesungguhnya berbahagialah siapa yang membersihkan jiwanya dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya Jadi untuk pengertian bahwa siapa yang Mengenal Dirinya akan Mengenali Allah yaitu dengan cara memahami Hakikat Ruh, jiwa atau Qalbu yang sebenarnya. Sesungguhnya untuk mencapai ke tahap yang tinggi memerlukan pengetahuan dan keyakinan yang kukuh terhadap Allah kita semua dapat mengenal hakikat diri kita, dapat benar-benar mengenal akan Allah SWT. dan semoga kita semua senantiasa mendapatkan Rahmat, Hidayah, Maunah dan Ridlonya Allah SWT. Aamiin Ya Robbal 'AlamiinJika sahabat merasa ini bermanfaat, yuk share tulisan ini kepada saudara kita yang lain, semoga bermanfaat untuk diri dan kita semua, Aamin
Sisiput Agama untuk"..Kenali dirimu, maka kau akan mengenal Tuhanmu.."Kata itu ada di header blog ini setelah update blog's theme diawal Tahun 2008, mungkin sebagian ada yang ngerti, sebagian gak, dan sebagian lain cuek bebek, dan bahkan mungkin sebagian ada yang menghina dengan mengganggap "Akh, sok agamis make kata-kata gituan di Blog..!"It's okay, manusia memang punya kelebihan Akal dari makhluk lain ciptaan-Nya sehingga mempunyai persepsi yang berbeda-beda dalam menanggapi stimulus berbau agamis seperti itu hanyalah sebuah kata yang gw dapat dalam perjalanan spiritual menuju Ma'rifatullah mengenal Allah, sebenarnya masih banyak kata lain yang dapat membuat gw berpikir. Berpikir, itulah yang dikehendaki-Nya dalam mencari ilmu Bahasa Arab kata itu berbunyi "Man arafa nafsahu faqad arafa rabbahu"Artinya Barang siapa mengenal akan dirinya, maka mengenallah ia akan Tuhan-NyaDan sejak mendapati kata itu, Gw berpikir untuk mengupas makna dibalik kata-kata itu. Dalam proses berpikir mencari makna di balik kalimat itu, gw menemukan kata baru yang semakin membuat gw bingung."Antal mautuqabal maut"Artinya Matikan dirimu sebelum kamu matiBagaimana mematikan diri sebelum kita mati? Akh, apa ini sajak? Puisi? atau karya seni yang berat? sehingga hanya orang seni yang dapat memahaminya?.Okay, gw jadi bingung make a breakdown first..Mematikan diri = memisahkan diantara yang hidup dengan yang mati. Trus, yang dapat memisahkan itu adalah yang Hidup Tiada Mati yaitu adanya Ruh, manusia mendapat 7 sifat hidup yang tidak dimiliki jasad kita, sifatnya adalah 1. Mendengar2. Mencium3. Melihat4. Merasa5. Berkehendak6. Berkuasa7. Berkata-kataTanpa itu semua, matilah si jasad ini. Ini yang menjawab sebuah kata-kata populer dikalangan sufi, "Manusia bagaikan bangkai yang berjalan"Inilah salah satu cara yang gw temukan untuk mengenal Allah, yaitu dengan mematikan diri. Menghilangkan terlebih dahulu semua sifat hidup yang tak dimiliki jasad ini, yang sebenarnya adalah milik Ruh."Awaluddin Makrifatullah, Wa Makrifaturassul"...Awal beragama adalah mengenal Allah, Mengenal rasulMengenal Allah = mengenal diri kita = mematikan diri = menghilangkan sifat 7 Ruh di kita bisa mengaku beragama jika kita tidak mengenal siapa yang punya agama dan yang menjadi penyebar agama-Nya?Tak kenal maka tak sayang Disarankan untuk dibimbing seorang Guru untuk menjalani tahap ini. Gw bukan guru ya.., gw cuma sedang menjalani perjalanan ini dengan penuh kebahagiaan aja. Dan sekedar ingin memberikan sedikit sekali pengetahuan gw melalui tulisan ini, karena ilmu pengetahuan untuk dibagi, bukan untuk disimpan semua tak lepas dari kekuasaan-Nya melalui my beloved father memberikan gw pencerahan dalam mendalami agama, dan juga melalui kitab yang ditulis oleh KH. Muhammad Saman Al-Banjari selaku Pembina Pondok Pesantren Nurul Islam Tarakan-Kaltim. Semoga kita selalu diberikan Hidayah dari Allah SWT. apabila ada kesalahan dalam tulisan ini, kesempurnaan hanya milik
Oleh Dissi Kaydee Penulis storytelling/konten/sociopreneur, Brandpacker/Khadija Initiative Karena sedang menggarap beberapa artikel kesehatan, akhirnya saya jadi mempelajari hal-hal baru, yang sebenarnya ngga asing, demi menghasilkan tulisan yang bertanggungjawab. Jangan sampai sekedar jadi, tapi “Jaka Sembung bawa golok”. Baca dan riset, apa itu penyebab autoimun, gimana cara kerja sel darah putih atau disebut leukosit, apa itu Interleukin 6, bagian sel darah putih yang jadi pemicu rematik, dan lain-lain. Dan barusan ketemu kata baru “apoptosis sel”. Wuh, mantan anak sosial belajar ilmu biologi basic itu, sesuatu! Alias keriting, mesti diurut dulu kabelnya biar konek. Dan baca tentang bagian-bagian tubuh manusia yang terkecil ini, malah bikin semakin amazed saja. Kalau dulu sekedar tahu bahwa “tubuh manusia terdiri dari sel” atau “bagian terkecil manusia adalah inti sel atom”, sekarang jadi tahu ternyata masing-masing sel punya perannya sendiri. Ada yang tugasnya mengantar nutrisi, kasih sinyal, menerima, mengelola, dan ada yang khusus jadi bodyguard. Sambil membayangkan, sel sebanyak 37,2 triliun, bekerja terstruktur dan sistematis, kayak proses produksi di pabrik-pabrik. Masing-masing dengan tugas dan kewajibannya. Ngga boleh over lapping antar fungsi. Jumlah sel darah dan sel darah putih, ngga boleh berlebihan maupun kekurangan. Kalo ngga berakibat fatal sama tubuh alias keseluruhan sistem. Bisa bayangin kan gimana chaos-nya? Masing-masing pekerja pabrik’ yang harusnya kerja teratur sesuai SOP, jadi rebutan pekerjaan. Berantem satu sama lain atau malah menyerang dirinya sendiri, seperti autoimun. Atau timbul macam-macam penyakit, seperti infeksi, peradangan, atau yang berat seperti kanker. Fiuhh, keren banget yaa, kita nyemplung di dunia udah dikasih segalanya. Gratis, tinggal pake. Bahkan sejak masih jadi benih, sebelum sel sperma bertemu dengan sel telur, mereka sudah punya SOP-nya masing-masing. Ibarat kita dikasih mesin atau kendaraan buat kita pakai, yaitu tubuh kita. Dengan processor dan hard disk canggih yang otomatis udah siap fungsinya. Tinggal dijalanin. Pantes aja, menjadi masuk akal mengapa berhubungan suami istri pun, ada doanya di dalam Islam, termasuk tata caranya. Supaya processor dan hard disk-nya ngga corrupt dan failed pas mau dijalankan. Itu juga alasan, mengapa selama kehamilan harus dibacakan doa atau bacaan Al Qur’an, agar sel-sel yang akan membentuk jadi gumpalan darah atau embrio ini, selalu dalam perlindungan Allah. Terjaga benar fungsinya dan selamat dari kerusakan. Sampai tiba waktunya, ruh ditiupkan di bulan keempat, yang membuatnya bernyawa. Agar si jabang bayi dijauhkan juga dari keburukan-keburukan yang menetap di dalam diri ayah ibunya. Dari gen dan sifat buruk, maupun hasil intervensi jin-jin jahat yang menyusup melalui aliran darah. Baik yang mengendarai sifat dan emosi buruk kita, maupun karena kiriman’ sihir orang lain kasus yang sudah lumrah’ di Indonesia. “Sesungguhnya setan itu berjalan pada aliran darah manusia...” demikian Rasulullah SAW bersabda. Dan rahasia penciptaan manusia ini sudah tercantum di dalam Al Qur’an berabad-abad tahun sebelum sains modern menemukannya. Di surat Al Jatsiyah ayat ke-4. “Dan pada penciptaan dirimu dan pada makhluk bergerak yang bernyawa yang bertebaran di bumi terdapat tanda-tanda kebesaran Allah untuk kaum yang meyakini…” Dengan catatan, rahasia ini hanya untuk yang meyakini kebesaran Allah. Bukan yang ngeyel apalagi bebal, atau kayak satu tokoh liberal yang baru-baru ini berani bilang, “ngga perlu shalat karena ga minta dilahirin di dunia”. Kasian kan, jadi mengingkari proses penciptaannya sendiri dan menyia-nyiakan modal yang udah dikasih. Padahal, mudah aja bagi Allah menyumbat sedikit saluran darahnya, atau mematikan fungsi sel-selnya. Mudah banget! Jadi, bisa diliat, korelasi agama dan sains itu deket banget, ngga against each other. Malah saling melengkapi. Jadi mikir. Andaikan mayoritas ustadz atau guru agama bisa menguasai sains, minimal tahu proses penciptaan manusia atau alam semesta….atau semakin banyak ilmuwan yang bisa mengajarkan agama, pasti fun banget. Akhirnya perintah IQRA menjadi relevan. Bacalah dengan nama Tuhanmu. Kenalilah Allah melalui ciptaan-ciptaan-Nya. Bukan cuma soal halal dan haram atau surga dan neraka aja, yang di jaman modern ini dianggap ridiculous, tidak relevan, dan fiktif bukan fiksi ya. Tapi kenalkan lah Allah melalui bentuk-bentuk ciptaan dan kreativitas-Nya yang tidak mungkin disamai, dan melalui keajaiban-keajaiban sains yang dipahami dan dibanggakan oleh masyarakat modern. Rahasia-rahasia yang sebenarnya sudah dijelaskan di dalam Al Qur’an, kitab yang disampaikan seorang Rasul yang buta huruf, dan isinya melampaui jamannya. Karena mana mungkin, seorang manusia yang tidak mengerti huruf, bisa menjelaskan penciptaan-penciptaan-Nya, bahkan sampai yang terkecil, sel tubuh manusia, begitu detail, lengkap, dan sempurna. Dan melihat gambar-gambar di Internet bagaimana jaringan tubuh terbentuk demikian complicated-nya tapi bisa TSM – terstruktur, sistematik, dan masif. Mustahil kalau manusia bisa nyeplos sendiri lahir ke dunia, tanpa ada peran dari Pemilik Grand Design di belakangnya. Bahkan dalam pergantian siang dan malam yang tidak pernah meleset itu, ada tanda-tanda kekuasaan-Nya. Jadi tugas kita itu iqra, mengamati dan melihat dengan panca indera, mencerna dengan akal, mendengarkan’ hati nurani atau suara qalbu, lalu mengimaninya. Boleh mempertanyakan, jika untuk mencari kebenaran. Tapi bukan untuk mencari pembenaran atas penyangkalan akan peran Sang Maha Pencipta. Nanti hang, karena processornya panas ga ketemu jawabannya. Atau hard disk nya rusak karena menanggung beban yang ngga perlu. Karena sesungguhnya, kita semua asalnya dari setetes air mani yang hina. Yang bukan karena keridhoan-Nya, satu dari milyaran sel sperma itu akan gagal bertemu sel telur yang telah ditentukan-Nya. Karena siapa yang menentukan dari momentum pertemuan satu telur dengan milyaran sel sperma itu, salah satunya menjadi the best version of us sekarang? Apa jadinya jika si sel telur bertemu sel sperma yang lain? Akankah membentuk wujud yang berbeda? Lalu siapa yang menjaga sel yang sudah dibuahi itu sampai kelahirannya nanti? Apakah kita punya kuasa untuk menjaga sesuatu yang ada jauh di dalam tubuh, yang menyentuhnya saja tidak bisa? Lalu, berhak kah kita berjalan menegakkan dagu di atas bumi ini, ketika kita tidak berkuasa sedikit pun pada diri kita sendiri? “Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air mani, maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!” QS. Yasin 77 *** “Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati berasal dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani yang disimpan dalam tempat yang kokoh rahim. Kemudian air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan Kami menjadikannya makhluk yang berbentuk lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” QS. Al Mu’minun, 23 12-14 Wallahua’lam Sumber Foto – Jaringan sel darah melalui pembesaran microskopi diambil dari – Ilustrasi sel darah merah dari Flickr – Ilustrasi komponen darah dari Etsy – Ilustrasi sel T menyerang sel kanker dari Referensi dari sisi sains
kenali dirimu maka kamu akan mengenal tuhanmu